Hypersex, atau hiperseksualitas, adalah kondisi gangguan mental yang bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara mendalam tentang apa itu hypersex, ciri-cirinya, penyebabnya, serta bagaimana cara mengatasinya.
Apa Itu Hypersex?
Hypersex, yang dikenal juga sebagai hiperseksualitas, adalah kondisi di mana seseorang mengalami dorongan seksual yang sangat kuat dan berlebihan. Dalam gangguan ini, aktivitas seksual dilakukan secara kompulsif, tidak hanya berhubungan seks, tetapi juga mencakup masturbasi, berfantasi seksual, dan kecanduan konten pornografi. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kehidupan seksual tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan lainnya seperti sosial, ekonomi, dan psikologis.
Menurut Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog, hypersex termasuk dalam kategori gangguan obsesif-kompulsif atau kecanduan. Seseorang dengan hiperseksualitas dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk aktivitas seksual, seringkali mengabaikan tanggung jawab sehari-hari dan interaksi sosial. Mereka mungkin merasa bersalah dan membenci diri sendiri karena tidak dapat mengendalikan dorongan tersebut.
Ciri-Ciri Hypersex
Ciri-ciri seseorang yang mengalami hypersex antara lain:
- Dorongan Seksual yang Tidak Terkendali: Seseorang merasa dorongan seksual yang terus-menerus dan sulit mengendalikannya. Ini termasuk keinginan yang intens untuk berhubungan intim, menonton pornografi, atau masturbasi yang berlebihan.
- Ketidakpuasan: Meskipun melakukan aktivitas seksual dalam frekuensi tinggi atau variasi, tidak ada kepuasan yang tercapai.
- Penghindaran Sosial: Menghindari interaksi sosial atau tanggung jawab lain untuk bisa melakukan aktivitas seksual.
- Perasaan Bersalah dan Pembencian Diri: Seseorang merasa bersalah dan membenci diri sendiri karena ketidakmampuan untuk mengontrol dorongan seksual, namun tetap tidak dapat berhenti.
- Kegagalan dalam Berhenti: Berusaha untuk berhenti dari obsesi seksual namun sering kali gagal dan mengalami kekambuhan.
Penyebab Hypersex
Penyebab pasti hypersex belum sepenuhnya diketahui, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini, termasuk:
- Gangguan Bipolar: Hiperseksualitas bisa menjadi gejala gangguan bipolar, di mana dorongan seksual bisa meningkat pada fase mania.
- Cedera atau Tumor Otak: Cedera pada lobus frontal otak atau tumor dapat memengaruhi pengendalian dorongan seksual.
- Penyalahgunaan Zat: Penggunaan obat-obatan terlarang atau alkohol dapat berkontribusi pada perkembangan hiperseksualitas.
- Trauma Seksual: Pengalaman buruk atau pelecehan seksual di masa lalu dapat menjadi faktor pemicu.
- Gangguan Makan: Riwayat gangguan makan juga dapat berhubungan dengan hiperseksualitas.
Cara Mengatasi Hypersex
Mengatasi hiperseksualitas memerlukan pendekatan yang komprehensif, melibatkan berbagai metode pengobatan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
- Psikoterapi: Terapi psikologis seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat membantu mengidentifikasi pikiran dan perilaku negatif serta menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif. CBT bertujuan untuk mengubah kebiasaan dan meningkatkan kesadaran diri.
- Terapi Keluarga: Terapi dengan keluarga atau pasangan bisa membantu mengatasi masalah emosional yang mendasari hiperseksualitas. Dukungan dari orang terdekat dapat memberikan motivasi tambahan.
- Terapi Kelompok: Sesi terapi kelompok memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan dukungan dari orang lain yang mengalami masalah serupa. Ini juga bisa membantu dalam mengatasi rasa bersalah dan penolakan diri.
- Farmakoterapi: Obat-obatan mungkin diperlukan untuk mengatasi hiperseksualitas, terutama jika disertai dengan gejala kecemasan atau depresi. Obat-obatan seperti antidepresan, antiandrogen, atau penstabil suasana hati mungkin diresepkan sesuai kebutuhan.