Mengenal Daging Olahan: Keunggulan dan Manfaatnya

Dewasa ini produk makanan yang berasal dari daging olahan semakin marak beredar. Memang, makanan yang berasal dari daging olahan memiliki rasa yang enak serta harga yang relatif terjangkau. Namun, kamu harus tetap waspada. Sebab, daging olahan disebut mampu mendatangkan beragam efek buruk bagi kesehatan.

Bagi kamu yang belum tahu, daging olahan adalah daging yang telah diawetkan dengan cara curing (diawetkan dengan penambahan garam, nitrat dan lain-lain), diasapi, dikeringkan, atau dikemas dalam kaleng. Produk daging olahan dapat dijumpai dalam beragam bentuk, seperti sosis, kornet, daging kalengan, dan lainnya.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa daging olahan tidak baik bagi kesehatan. Pasalnya, jenis asupan tersebut dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit seperti kanker dan penyakit jantung. Adanya hal tersebut didasari oleh kandungan senyawa kimia berbahaya di dalam daging olahan.

Mengandung Senyawa Nitrit, N-Nitroso, dan Nitrosamin
N-nitroso adalah zat yang diyakini bertanggung jawab atas beberapa efek buruk dari konsumsi daging olahan. Zat tersebut terbentuk dari nitrit yang ditambahkan ke produk daging olahan. Berbeda dari yang ada pada sayuran, nitrit dalam daging olahan dapat berubah menjadi senyawa nitrosamin. Zat tersebut terbentuk ketika produk daging olahan terkena panas tinggi (di atas 130⁰ Celsius), seperti ketika menggoreng bacon atau sosis panggang.

Studi pada hewan menunjukkan bahwa nitrosamin dapat memainkan peran utama dalam pembentukan kanker usus. Temuan itu juga didukung oleh penelitian observasional pada manusia, yang menemukan bahwa nitrosamin bisa meningkatkan risiko kanker usus.

Tinggi Garam
Salah satu alasan kenapa daging olahan tidak sehat adalah karena kandungan natrium (garam) yang tinggi. Kandungan garam yang tinggi diperlukan untuk memberikan rasa gurih dan lebih lezat. Namun, hal tersebut dapat meningkatkan risiko hipertensi pada orang yang gemar memakannya.

Mengandung Lemak Jenuh dan Kalori Tinggi
Selain tinggi garam, daging olahan juga mengandung lemak jenuh dan kalori yang tinggi. Konsumsi lemak jenuh dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Alternatif yang Lebih Sehat
Meski daging olahan memiliki banyak kekurangan, bukan berarti kamu tidak bisa menikmati makanan lezat. Ada banyak alternatif yang lebih sehat yang bisa kamu coba. Misalnya, kamu bisa mengganti daging olahan dengan daging nabati yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Beberapa produk daging nabati yang populer adalah bacon vegan dari Lightlife, sosis dan hamburger dari Beyond Meat, serta dendeng vegan dari Louisville Vegan Jerky Co. Produk-produk ini dibuat dari bahan-bahan nabati seperti protein kacang polong dan jamur yang memberikan tekstur dan rasa mirip daging olahan tanpa risiko kesehatan yang sama.

Menghindari Bahaya Daging Olahan
Untuk mengurangi risiko kesehatan dari daging olahan, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:

  • Kurangi konsumsi daging olahan dan pilih produk yang rendah garam dan lemak jenuh.
  • Perbanyak konsumsi buah, sayuran, dan biji-bijian untuk mendapatkan nutrisi yang lebih seimbang.
  • Perhatikan label nutrisi pada kemasan produk untuk mengetahui kandungan bahan-bahan tambahan yang ada di dalamnya.

Pada akhirnya, mengkonsumsi daging olahan tidak sebanding dengan biaya hewan atau kesehatanmu. Dengan memilih alternatif yang lebih sehat, kamu bisa menikmati makanan lezat tanpa harus mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan hewan.