Mengapa Korban KDRT Memilih Bertahan dalam Pernikahan?

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah masalah serius yang dialami oleh banyak orang di seluruh dunia. Meskipun terdengar aneh, banyak korban KDRT yang memilih untuk tetap bertahan dalam pernikahan mereka, meskipun situasinya sangat menyakitkan. Artikel ini akan mengulas alasan-alasan mengapa korban KDRT memilih untuk bertahan dan bagaimana mereka bisa mendapatkan bantuan.

Mengapa Korban KDRT Memilih Bertahan?

  1. Ketergantungan Finansial: Banyak korban KDRT yang merasa tidak memiliki pilihan selain bertahan karena ketergantungan finansial pada pasangan mereka. Tanpa sumber penghasilan sendiri, mereka merasa sulit untuk meninggalkan pernikahan.
  2. Tekanan Sosial dan Budaya: Di banyak budaya, perceraian masih dianggap sebagai hal yang tabu atau memalukan. Tekanan dari keluarga dan masyarakat seringkali membuat korban merasa harus tetap bertahan demi menjaga nama baik keluarga.
  3. Ketakutan Akan Keselamatan: Banyak korban KDRT yang merasa takut akan keselamatan mereka jika mencoba meninggalkan pasangan yang abusif. Ancaman kekerasan yang lebih parah seringkali menjadi alasan utama mengapa mereka tetap bertahan.
  4. Harapan Akan Perubahan: Beberapa korban masih memiliki harapan bahwa pasangan mereka akan berubah dan memperbaiki perilakunya. Ini seringkali didorong oleh permintaan maaf dan janji-janji kosong dari pasangan.
  5. Cinta dan Keterikatan Emosional: Meskipun terdengar kontradiktif, beberapa korban masih merasa cinta dan keterikatan emosional dengan pasangan mereka, yang membuat mereka sulit untuk meninggalkan pernikahan.

Dampak Psikologis pada Korban

Korban KDRT seringkali mengalami trauma yang mendalam akibat kekerasan yang mereka alami. Ini bisa berdampak pada kesehatan mental mereka, seperti:

  • Depresi: Perasaan putus asa dan tidak berdaya seringkali membuat korban mengalami depresi.
  • Kecemasan: Ketakutan akan kekerasan yang terus menerus membuat korban merasa cemas dan was-was setiap saat.
  • Harga Diri yang Rendah: Korban seringkali merasa tidak berharga dan menyalahkan diri sendiri atas kekerasan yang mereka alami.

Bagaimana Mendapatkan Bantuan?

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menjadi korban KDRT, penting untuk segera mencari bantuan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda ​ambil untuk melindungi diri sendiri:

  1. Hubungi Layanan Darurat: Jika Anda berada dalam situasi yang sangat berbahaya, segera hubungi layanan darurat setempat. Mereka bisa memberikan perlindungan dan bantuan yang Anda butuhkan.
  2. Cari Tempat Aman: Jika memungkinkan, cari tempat aman untuk berlindung, seperti rumah teman, keluarga, atau tempat penampungan khusus untuk korban KDRT.
  3. Dapatkan Bantuan Hukum: Ada banyak organisasi yang menawarkan bantuan hukum gratis atau berbiaya rendah bagi korban KDRT. Mereka bisa membantu Anda mendapatkan perintah perlindungan atau memulai proses perceraian.
  4. Bicarakan dengan Seseorang yang Anda Percayai: Terkadang, berbicara dengan seseorang yang Anda percayai bisa memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan. Mereka juga bisa membantu Anda merencanakan langkah selanjutnya.
  5. Konsultasi dengan Terapis: Trauma yang disebabkan oleh KDRT bisa sangat mendalam dan membutuhkan waktu untuk pulih. Konsultasi dengan terapis atau konselor yang berpengalaman dalam menangani kasus KDRT bisa membantu Anda mengatasi trauma tersebut.

Memilih untuk bertahan dalam pernikahan yang penuh dengan kekerasan bukanlah keputusan yang mudah. Ada banyak faktor yang membuat korban KDRT merasa terjebak dalam situasi tersebut, mulai dari ketergantungan finansial hingga tekanan sosial.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang berhak untuk hidup dalam lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami KDRT, jangan ragu untuk mencari bantuan dan melindungi diri Anda.